Profil Desa dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan otonomi desa, khususnya dalam rangka perencanaan pembangunan yang ada di desa serta mendukung terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pembangunan. Oleh karena itu, terkait dengan pengisian Profil Desa tersebut benar-benar obyektif dan apa adanya menggambarkan kondisi riil di lapangan. Selain itu, dengan adanya Profil Desa, akan memudahkan kepala desa dalam menyediakan informasi kepada siapa pun dalam waktu sesingkat-singkatnya. Pentingnya pendataan tersebut karena sangat diperlukan bagi kita semua terutama yang menyangkut pengembangan potensi desa.
Profil Desa sangat penting dilaksanakan karena akan memperjelas setiap aset yang tumbuh dan berkembang sehingga akan diketahui secara detail, baik masalah jumlah penduduk, pendidikan, sosial budaya, serta ekonomi. Penduduk Kelurahan Nglegok memiliki kehidupan sosial dan ekonomi yang sangat tergantung pada sumber daya alam terutama pertanian. Sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani, hal ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok tani di setiap dusun di Kelurahan Nglegok. Oleh karena itu kesejahteraan masyarakat Kelurahan Nglegok juga sangat tergantung dalam pengolahan sumber daya alam yang berupa pertanian. Selain pertanian di Desa Nglegok juga ada peternakan dan pengrajin bubut (home industry) yang dipasarkan bukan di kawasan Nglegok saja tapi juga ke lain daerah seperti Bali.
SEJARAH DESA NGLEGOK
Setiap nama memiliki sejarah. Begitu juga dengan nama desa Nglegok yang memilki riwayat unik. Kurang lebih sejarahnya seperti ini :
Pada jaman dahulu kala, Desa Nglegok masih berwujud hutan rimba yang dipenuhi dengan pohon-pohon besar dan batu-batu besar yang jalan nya naik turun dan berbelok-belok. Dari sinilah asal muasal nama Nglegok. Menurut orang-orang dulu desa nglegok itu barasal dari dua kata yaitu NGLE dan GOK yang artinya Ngle itu tau sedangkan Gok itu artinya tempat. Pada suatu hari, datanglah orang-orang dari berbagai wilayah dengan tujuan untuk bermukim di wilayah ini. Kemudian dari beberapa orang tersebut mengadakan musyawarah untuk mendirikan suatu desa agar memperoleh kehidupan yang makmur, tentram, dan dapat berkembang. Setelah hasil musyawarah disepakati, maka mulailah orang-orang tersebut mendirikan desa dengan jalan menebangi hutan yang lebat. Penebangan hutan ini melalui cara yang sulit sekali. Dapat dibayangkan, pada jaman dahulu masih banyak pohon-pohon besar, batu-batu besar, dan mereka melakukan penebangan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Jadi penebangan hutan ini memakan waktu bertahun-tahun.
Adapun batas-batas wilayah Nglegok yaitu Sebelah utara desa penataran,sebelah selatan desa jiwut, sebelah timur desa modangan, dan yang sebelah Barat yaitu desa Kemloko. Kelurahan Nglegok dibagi menjadi 7 dusun diantaranya yaitu: Nglegok 1, Nglegok II, Selorejo, Karanganom, Kedungwaru, Sumberwungu dan Palulo.
Demikianlah sejarah babat desa (penebangan) dan asal mula nama desa Nglegok. Bila terdapat kekurangan, mohon maaf sebesar-besarnya.
KEADAAN UMUM WILAYAH DESA NGLEGOK
BATAS WILAYAH DESA NGLEGOK
Adapun batasan-batasan dari Desa Nglegok adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Ds.Penataran
Sebelah Selatan : Ds. Jiwut
Sebela Timur : Ds. Modanagan / sidodadi
Sebelah Barat : Ds. Kemloko
LUAS WILAYAH DESA NGLEGOK
Pemukiman
Pemukiman : 102,656 ha/m2
Pertanian Sawah
Sawah irigasi teknis : 52,476 ha/m2
Sawah irigasi setengah teknis : 238 ha/m2
Sawah tadah hujan : 14 ha/m2
Pekarangan
Tegal / Ladang : 3 ha/m2
Pekarangan : 238,560 ha/m2
Luas prasarana umum lainnya
Tanah bengkok : 19,440 ha/m2
Lapangan olaraga : 1,500 ha/m2
Perkantoran pemerintah : 2,152 ha/m2
Tempat pemakaman desa/umum : 0,850 ha/m2
Bangunan sekolah : 3,500 ha/m2
Fasilitas Pasar : 0,552 ha/m2
Usaha perikanan : 0,150 ha/m2
IKLIM
Curah hujan : 304,6 mm/th
Jumlah bulan hujan : 4 bulan
Suhu rata-rata harian : 26 0C
Tinggi tempat dari permukaan laut : 380 mdl
JENIS DAN KESUBURAN TANAH
Warna tanah sebagian besar : Abu-abu
Tekstur tanah : Pasiran
Tingkat kemiringan tanah : 15 derajat
Luas tanah yang tidak erosi : 530,887 ha/m2
TOPOGRAFI ATAU BENTANG LAHAN
Desa atau kelurahan dataran rendah : 530,887 ha/m2
ORBITASI
Jarak ke ibu kota kecamatan : 1 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan kendaraan bermotor : 0,05 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan berjalan kaki atau kendaraaan non bermotor : 0,15 jam
Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan : ada 10 unit
Jarak ke ibu kota kabupaten/kota : 10 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan
berjalan kaki atau kendaraaan non bermotor : 0,20 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan
berjalan kaki atau kendaraan non bermotor : 1,5 jam
Kendaraan umum ke ibu kota kabupaten/kota : -
Jarak ke ibu kota propinsi : 85 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota propinsi
dengan kendaraan bermotor : 4,5 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota propinsi dengan
berjalan kaki atau kendaraaan non bermotor : 60 jam
Kendaraan umum ke ibu kota propinsi : ada 30 unit